Edukasi Wakaf
Peristiwa di Bulan Muharram

Peristiwa di Bulan Muharram

Sahabat, Muharram merupakan bulan pertama pada penanggalan Hijriyah atau kalender Islam. Allah SWT memuliakan bulan ini sehingga bagi kita sebagai umat muslim, Muharram merupakan bulan yang memiliki banyak keutamaan dan menyimpan banyak peristiwa penting bersejarah yang dapat kita teladani dan ambil hikmahnya.

 

Selain bulan yang dimuliakan di mana amalan kebaikan kita dilipatgandakan, Muharram juga disebut sebagai bulannya para nabi karena terdapat banyak peristiwa yang dilalui para nabi kita. Peristiwa apa saja yang terjadi di bulan Muharram ini? Berikut 10 peristiwa penting di bulan Muharram:

 

  1. Diterimanya Taubat Nabi Adam Alaihissalam

Sahabat, pada 10 Muharram, sebuah riwayat menyebutkan bahwa Allah SWT menerima taubat Nabi Adam AS atas dosa-dosanya. Seperti yang telah diriwayatkan dalam Al-Qur’an, bahwa Nabi Adam terusir dari surga karena memakan buah khuldi yang mana Allah SWT melarang untuk memakannya.

 

Karena melanggar perintah-Nya, Nabi Adam diturunkan ke bumi dan terpisah dengan Siti Hawa. Sehingga Nabi Adam tak henti-hentinya bertaubat, yang kemudian diterima oleh Allah SWT pada bulan Muharram.

 

“Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 37)

 

  1. Kapal Nabi Nuh Berlabuh dengan Selamat

Setelah kapal Nabi Nuh dapat melalui dan bertahan setelah diterjang banjir bandang yang menghanyutkan serta membinaskaan banyak makhluk, Allah SWT menyelamatkan kapal Nabi Nuh. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram yang kemudian kapal tersebut berlabuh dengan selamat di bukit Zuhdi.

 

“Dan difirmankan, Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan)! Berhentilah. Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan dan kapal itu pun berlabuh di atas Gunung Judi, dan dikatakan, ‘Binasalah orang-orang zalim!’” (QS. Hud: 44)

 

  1. Nabi Musa Diselamatkan dari Kejaran Pasukan Firaun

Pada 10 Muharram atau hari Asyura, Nabi Musa dan Bani Israil diselamatkan oleh Allah SWT dari kejaran Firaun. Di dalam Al-Qur’an dikisahkan bahwa atas izin Allah SWT, Laut Merah terbelah dua sehingga Nabi Musa dan umatnya dapat menyeberang dengan selamat. Setelah itu, ketika pasukan Firaun mengikuti jejak Nabi Musa dan umatnya, lautan kembali tertutuh sehingga Firaun dan pasukannya tenggelam.

 

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pum bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:

 

“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”. Nabi bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka.” Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga.” (HR. Bukhari: 1865  & Muslim: 1910)

  1. Nabi Ibrahim Selamat dari Api

Sahabat, dalam menyiarkan ajaran Islam, salah satu yang dilakukan Nabi Ibrahim adalah menghancurkan berhala yang disembah oleh Raja Namrud dan rakyatnya. Ketika mengetahui berhala-berhala itu hancur, Raja Namrud murka dan memerintahkan pasukannya untuk menangkap Nabi Ibrahim dan mengikatnya lalu membakarnya. Dengan perlindungan Allah, Nabi Ibrahim tidak terbakar ataupun merasakan panasnya kobaran api, bahkan api yang membakarnya terasa sejuk.

 

Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa ada doa yang dilafalkan Nabi Ibrahim saat dilemparkan ke dalam api secara hidup-hidup.

“Kalimat terakhir yang diucapkan Nabi Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api adalah, ‘Hasbunallahu wa nikmal wakil,” (HR Bukhari).

 

Artinya: “Cukuplah Allah bagi kami, karena Dia sebaik-baiknya penolong,”

  1. Nabi Ayyub Sembuh dari Penyakitnya

Nabi Ayyus Alaihissalam pernah mendapat ujian dari Allah SWT berupa penyakit kulit yang berkepanjangan dan menimbulkan bau tidak sedap. Karena penyakit ini, banyak orang merasa jijik dan meninggalkannya. Namun, atas izin Allah SWT pada bulan Muharram Nabi Ayyub menerima balasan atas kesabarannya tersebut dengan kesembuhan dari penyakit yang dideritanya.

 

“Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.” (QS. Al-Anbiya: 84)

 

  1. Nabi Yunus Keluar dengan Selamat dari Perut Paus

Diriwayatkan bahwa Nabi Yunus merasa kecewa dengan umatnya karena tidak mengikuti ajarannya. Lalu, beliau menaiki sebuah kapal namun di tengah laut dalam perjalannya kapal tersebut mengalami kebocoran dan diputuskan oleh awak kapal bahwa harus ada orang yang turun.

 

Setelah berdiskusi dan ditentukan, nama Nabi Yunus keluar sebagai orang yang harus turun dari kapal dan terjun ke tengah laut. Karenanya, Nabi Yunus menceburkan diri ke laut dan segera setelah itu datang ikan besar yang langsung melahapnya. Atas izin Allah, Nabi Yunus berhasil keluar dari perut ikan paus dan terdampar di pesisir Pantai. Selamatnya Nabi Yunus ini terjadi pada Hari Asyura atau 10 Muharram.

 

Ketidaksabaran Nabi Yunus dalam berdakwah ini disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT berfirman:

 

“Maka, bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdosa dan sedang dalam keadaan marah (kepada kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu, Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Al-Qalam: 48-50)

 

Melalui kisah Nabi Yunus, Allah SWT mengajarkan manusia untuk senantiasa bersabar dan memohon ampun dan petunjuk kepada-Nya.

 

“Maka, kalau sekiranya dia (Yunus) tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (QS. Al-Shaffat: 143-144). 

  1. Di Keluarkannya Nabi Yusuf dari Penjara

Nabi Yusuf Alaihissalam terkenal akan wajahnya yang rupawan dan kerap memukau kaum hawa. Beliau adalah putra Nabi Ayyub Alaihissalam yang dicemburui oleh kakak-kakaknya. Ia dimasukkan ke dalam sumur oleh kakak-kakak kandungnya sendiri hingga akhirnya menjadi budak di Mesir.

 

Selama di Mesir, Nabi Yusuf menghadapi berbagai cobaan. Salah satunya adalah fitnah dari istri perdana menteri bernama Zulaikha. Nabi Yusuf dituduh telah merayu Zulaikha. Faktanya, Nabi Yusuf menolak rayuan tersebut. Hal ini dapat diketahui dari baju Nabi Yusuf yang robek bukan bagian depan, tapi belakang. Itu artinya pelakunya bukan Nabi Yusuf, melainkan Zulaikha yang menarik baju Nabi Yusuf dari belakang.

 

Namun, Nabi Yusuf tetap dijebloskan ke penjara. Di dalam penjara, ia bertemu dengan orang yang bermimpi tentang nasib mereka. Atas izin Allah, Nabi Yusuf mampu menafsirkan mimpi mereka dengan tepat.

 

Suatu waktu, Raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi kurus. Kemudian tujuh tangkai gandum hijau dimakan oleh tujuh tangkai gandum kering. Raja bingung dengan mimpi tersebut. Ia ingin mengetahui arti mimpinya dengan meminta pendapat para pembesar dan ahli mimpi di istananya. Namun, penafsirannya tidak meyakinkan.

 

Lalu pelayan raja teringat dengan Nabi Yusuf dan menghadapnya untuk menanyakan arti mimpi raja. Menurut Nabi Yusuf, mimpi tersebut menandakan akan datangnya tujuh tahun kemakmuran dengan diikuti oleh tujuh tahun kekeringan.

 

Nabi Yusuf juga menyarankan agar raja mengumpulkan persediaan makanan di tahun-tahun baik dan menghematnya di tahun-tahun buruk.

 

Penafsiran Nabi Yusuf ini membuat raja terkesan akhirnya dibebaskan dari penjara. Namun, Nabi Yusuf ingin keluar sebagai orang suci dan terhormat. Ia meminta masalah fitnah Zulaikha diselesaikan terlebih dahulu. Setelah masalah tersebut diselesaikan, Nabi Yusuf bebas dari penjara pada 10 Muharram.

 

  1. Nabi Yaqub Disembuhkan dari Kebutaan

Kesedihan mendalam Nabi Yaqub akibat kehilangan Nabi Yusuf putranya, membuatnya sempat kehilangan penglihatan. Ketika mengetahui Nabi Yusuf masih hidup, Nabi Yaqub luar biasa senang. Peristiwa menakjubkan terjadi ketika Nabi Yaqub dan Nabi Yusuf bertemu kembali di bulan Muharram. Setelah diusap baju Nabi Yusuf, Nabi Yaqub sembuh dari kebutaannya.

 

Dan dia (Yakub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, “Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf,” dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia diam menahan amarah (terhadap anak-anaknya).” (QS. Yusuf: 84)

 

Ketika Nabi Yusuf mengetahui penderitaan ayahnya, beliau meminta saudara-saudaranya membawakan baju (gamis) miliknyu untuk diusapkan ke wajah Nabi Yakub. Berikut kisahnya diabadikan dalam Surat Yusuf:

 

“Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali; dan bawalah seluruh keluargamu kepadaku.” (QS. Yusuf: 93)

 

  1. Nabi Isa Diangkat Allah ke Langit

Ketika orang-orang Yahudi hendak menangkap untuk menyalib Nabi Isa, Allah mengangkatnya ke langit. Sebagai gantinya, Allah menyerupakan Yudas dengan wajah Nabi Isa, sehingga ia yang dibunuh dan disalib oleh orang Yahudi. Yudas Iskariot diketahui sebagai murid Nabi Isa yang berkhianat.

 

“Tidak ada seorang pun di antara Ahlulkitab, kecuali beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.” (QS. An-Nisa: 159)

 

  1. Awal Persiapan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Penetapan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriyah terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Perdebatan sempat terjadi di kalangan para sahabat ketika hendak menentukan awal bulan Hijriyah.

 

Ada yang menawarkan Rabiul Awal sebagai bulan pertama tahun Hijriah, karena di bulan itulah Rasulullah hijrah, dan ada pula yang mengusulkan bulan Ramadhan. Akan tetapi, Khalifah Umar memilih 1 Muharram menjadi awal kalender Hijriah dengan alasan, meski hijrah Rasulullah terjadi pada bulan Rabiul Awal, tetapi rencana hijrah terjadi pada bulan Muharram.

 

Pada dasarnya, Umar bin Khattab RA menetapkan awal tahun Hijriyah untuk kebutuhan administratif agar sejarah perjalanan Islam tercatat dengan rapi. Kemudian, tahun hijrahnya Rasulullah SAW terpilih menjadi awal perhitungan kalender Hijriah karena dianggap menjadi tonggak awal kejayaan umat Islam setelah berdakwah secara sembunyi-sembunyi.