Edukasi Wakaf
Keutamaan dan Amalan di Bulan Muharram

Keutamaan dan Amalan di Bulan Muharram

Muharram adalah bulan pertama umat Islam dan penanda masuknya awal tahun baru hijriyah. Muharram merupakan salah satu dari 4 bulan yang dimuliakan yaitu, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Selain penanda hijrahnya Rasulullah SAW, bulan Muharram juga penuh keutamaan di mana segala bentuk amalan yang dilakukan pada bulan ini akan mendatangkan kebaikan berlipat ganda sehingga Muharram memiliki makna penting bagi umat muslim di seluruh dunia.

“Sesungguhnya, zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. 1 tahun ada 12 bulan, diantaranya 4 bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadil Tsani (Jumadil Akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5 Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Sunnah Sesuai Ajaran Rasulullah SAW

Muharram lebih dari sekadar penanda awal tahun hijriyah, namun Rasulullah SAW menyebutnya Syahrullah (Bulan Allah). Keistimewaannya ini menandakan bahwa Muharram adalah waktu yang diberikan Allah SWT bagi hamba-Nya yang ingin memohon ampunan dan menabung pahala berlipat ganda.

Berikut keutamaan dan amalan sunnah yang diajarkan Rasulullah untuk meraih keberkahan bulan ini:

Termasuk Salah Satu Bulan Haram (Bulan yang Suci)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memilih empat bulan sebagai bulan suci atau Asyhurul Hurum, yaitu Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab. Pada bulan-bulan ini, setiap amalan baik akan dilipatgandakan pahalanya, dan sebaliknya, perbuatan dosa akan diganjar dengan balasan yang lebih besar.

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu…” (QS. At-Taubah: 36)

Puasa Sunahnya Paling Utama Setelah Ramadan

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah (Muharam). Sedangkan salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan betapa tingginya nilai puasa di bulan Muharam, menjadikannya kesempatan berharga yang sayang untuk dilewatkan.

Terdapat Hari Asyura yang Bersejarah

Puncak kemuliaan bulan Muharam ada pada hari kesepuluh, yang dikenal sebagai Hari Asyura. Pada hari inilah banyak terjadi peristiwa monumental dalam sejarah para nabi. Karena keistimewaannya, umat Islam sangat dianjurkan untuk berpuasa pada hari tersebut (Puasa Asyura) dan sehari sebelumnya (Puasa Tasu’a pada 9 Muharam).

Bulan Kemenangan dan Keselamatan bagi Para Nabi

Hari Asyura (10 Muharam) menjadi saksi pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada para nabi-Nya. Di antara peristiwa besar tersebut adalah:

Nabi Musa AS dan kaumnya diselamatkan dari kejaran Firaun dengan terbelahnya Laut Merah.

Nabi Nuh AS dan pengikutnya diselamatkan dari bencana banjir bah, di mana kapalnya berlabuh di Gunung Judi.

Nabi Yunus AS berhasil keluar dari perut ikan paus setelah bertaubat kepada Allah.

Nabi Adam AS diterima taubatnya oleh Allah SWT.

Peristiwa-peristiwa ini menjadikan Muharam sebagai bulan refleksi atas kuasa dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tak terhingga.

Pahala Amal Saleh Dilipatgandakan

Sebagaimana telah disebutkan, sebagai bulan haram, setiap kebaikan yang dilakukan di bulan Muharam memiliki nilai pahala yang lebih besar di sisi Allah. Ini adalah “bonus” spiritual yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah SAW mengibaratkan kemuliaan waktu di bulan ini seperti kemuliaan tanah suci.

Amalan Sunah yang Dianjurkan di Bulan Muharam

Untuk meraih keutamaan bulan Muharam, ada beberapa amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW:

Puasa sunnah (Terutama Tasu’a dan Asyura) pada tanggal 9 Muharam (Tasu’a) dan 10 Muharram (Asyura) adalah amalan yang paling ditekankan. Puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Sementara puasa Tasu’a dianjurkan untuk membedakan amalan umat Islam dengan kaum Yahudi yang juga mengagungkan hari Asyura.

Memperbanyak Sedekah dan Melapangkan Nafkah Keluarga. Meskipun hadisnya tidak sekuat hadis puasa, banyak ulama menganjurkan untuk lebih banyak bersedekah dan memberikan kelapangan rezeki bagi keluarga pada hari Asyura. Diyakini bahwa siapa yang melapangkan rezeki keluarganya di hari itu, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan melapangkan rezekinya sepanjang tahun.

Memperbanyak Zikir, Doa, dan Istigfar. Gunakan waktu di bulan suci ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Perbanyak zikir, membaca Al-Qur’an, berdoa, dan memohon ampunan (istigfar), terutama atas dosa dan kelalaian yang telah kita lakukan selama setahun terakhir.

Menghindari Perbuatan Dosa dan Maksiat. Sesuai perintah dalam QS. At-Taubah: 36, kita dilarang untuk menzalimi diri sendiri. Artinya, kita harus lebih waspada untuk tidak melakukan perbuatan dosa, baik yang besar maupun yang kecil, karena dosanya akan lebih berat di bulan-bulan haram.

Sebelum bulan Muharram ini berakhir, mari gunakan kesempatan yang ada untuk melakukan kebaikan seperti berzakat, infaq, sedekah, dan wakaf melalui link di: https://bit.ly/YatimPreneur