• 0821 1211 5756
  • office@badanwakafassyifa.org
  • Subang, Jawa Barat, Indonesia
Edukasi Wakaf
Meneladani Santri dalam Perannya Membangun Negeri

Meneladani Santri dalam Perannya Membangun Negeri

Hari Santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober, sebagai momentum untuk mengenang perjuangan para santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan sekaligus meneguhkan peran santri di era modern ini. Peringatan ini pertama kali diinisiasi oleh kalangan pesantren sebagai bentuk penghargaan atas jasa para santri terhadap perannya dalam menegakkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Penetapan Hari Santri bertujuan untuk mengenang kontribusi besar para santri dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan sebagai media untuk mengajak masyarakat mengingat, meneladani, dan melanjutkan perjuangan ulama serta santri dalam menjaga keutuhan bangsa.

Meskipun sempat menuak kontroversi, akhirnya pada 15 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo resmi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015.

Pemilihan tanggal ini diusulkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) karena memiliki nilai sejarah yang kuat, yaitu pada tanggal yang sama di tahun 1945, KH. Hasyim Asy’ari, ulama besar sekaligus pahlawan nasional mengeluarkan fatwa resolusi jihad sebagai bentuk seruan kepada umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan dari serangan pasukan Sekutu.

Hari Santri Tahun 2025

Tahun ini, Hari Santri mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”. Tema ini menegaskan bahwa santri tidak hanya berkedudukan sebagai pelaku sejarah, tapi juga sebagai pengawal nilai-nilai bangsa dalam menghadapi dinamika zaman. Dalam makna kekinian, “mengawal” diartikan sebagai upaya aktif menjaga kemerdekaan, baik secara moral, budaya, maupun intelektual, agar tidak terkikis oleh tantangan ideologi, disrupsi teknologi, dan globalisasi. Sementara frasa “menuju peradaban dunia” mencerminkan visi santri untuk turut ambil bagian dalam membangun peradaban universal melalui penguasaan ilmu, akhlak mulia, toleransi, dan kontribusi sosial di tingkat global.Setiap tahunnya, Hari Santri dirayakan di berbagai wilayah dengan kegiatan seperti zikir, shalawat, doa bersama, dan bentuk-bentuk penghormatan lainnya.

Dikutip dari laman kemenag.go.id, logo Hari Santri 2025 bukan sekadar gambar, melainkan pernyataan sikap, doa, sekaligus arah peradaban. logo ini merepresentasikan tekad santri untuk tetap berada di garda terdepan menjaga bangsa, sekaligus menatap jauh ke cakrawala global.

Peran Santri dalam Membangun Negeri

Ditetapkannya Hari Santri ini, menunjukkan bahwa santri bukan hanya pelajar agama, tetapi juga pejuang kemerdekaan dan penjaga moral bangsa.

Kini, peran santri terus berkembang. Mereka hadir bukan hanya di mimbar pesantren, namun juga menjadi tokoh di ruang-ruang publik, seperti bidang pendidikan/ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, hingga teknologi. Maka, di era modern seperti saat ini, santri tetap berperan untuk negeri membawa nilai Ikhlas, tawadhu, cinta tanah air, dan semangat belajar tanpa batas ke berbagai bidang kehidupan.

Semakin kompleksnya tantangan zaman, dengan diperingatinga Hari Santri, diharapkan bisa menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai Islam yang merupakan rahmatan lil alaamin dengan menyebarkan kedamaian, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama.

Hari Santri menjadi ajakan untuk meneladani semangat perjuangan dan ketulusan santri, memperkuat karakter bangsa melalui pendidikan dan dakwah yang berlandaskan akhlak mulia. Dari pesantren, lahir generasi yang mencintai ilmu, menjaga nilai, dan siap membangun negeri.