I’tikaf di Bulan Ramadhan
Memulai itikaf di bulan Ramadhan dapat dilakukan sejak awal datangnya bulan suci. Namun terdapat waktu-waktu tertentu yang menjadi anjuran Rasulullah saw untuk melakukan itikaf, yakni ada pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.
Itikaf tentu menjadi salah satu amal ibadah yang disunahkan untuk dilkerjakan selama bulan Ramadhan. Secara bahasa, itikaf memiliki makna dari asal kata i’tikafa-ya’takifu-i’tikafa yang berarti tinggal di suatu tempat. Sementara itu secara istilah, itikaf biasa dipahami dengan berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan amalan berupa mendirikan shalat sunah, membaca al-Qur’an, berzikir, berdoa atau membaca buku agama.
Hukum itikaf adalah sunah. Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab dan Aisyah ra, menjelaskan bahwa Rasulullah saw beritikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dalam hadis, Aisyah menyebutkan: “Dan beliau masih saja beriktikaf hingga meninggal dunia.”
Selain itu Allah Swt menjelaskan dalam QS al-Baqarah ayat 125 sebagai berikut:
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.”
Itikaf disebut juga dengan jiwar yang berarti di sisi. Sesuai dengan perkataan Aisyah dalam Shahih al-Bukhari yang mengatakan mujawir fil masjid yang berarti ada di sisi masjid dengan tujuan utama mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan berzikir, membaca al-Qur’an dan berdoa.
Dengan begitu itikaf memiliki keutamaan berdasarkan keterangan dalam kitab Al-Adzkar An-Nawawi karya Syekh Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, antara lain:
- Sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
- Didoakan para malaikat untuk mendapat ampunan Allah Swt.
- Menjauhkan diri dari api neraka.
- Diampuninya segala dosa, dibangun istana di surga serta meraih malam Lailatul Qadar.
Demikian penjelasan singkat mengenai itikaf di bulan Ramadhan. Semoga dengan beritikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan dosa-dosa kita mendapatkan ampunan dari Allah Swt. Aamiin ya rabbal alaamiin.
Selain itu, untuk melengkapi pahala itikaf sahabat dapat ikut berkontribusi dalam menunaikan wakaf terbaik bersama Badan Wakaf Assyifa melalui link di https://bit.ly/pembangunanpondok