• 0821 1211 5756
  • office@badanwakafassyifa.org
  • Subang, Jawa Barat, Indonesia
Edukasi Wakaf
Tingkatan Bagi Orang yang Berpuasa

Tingkatan Bagi Orang yang Berpuasa

Puasa merupakan suatu ibadah selain menjadi salah satu program kesehatan yang sering menjadi anjuran oleh para pakar kesehatan. Selama menjalankan ibadah puasa, umat Islam diharuskan menahan lapar, haus serta hawa nafsu dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Kata puasa sendiri memiliki istilah dalam Bahasa Arab, yakni “shaum” atau “shiyam” yang berarti menahan. Sementara itu, secara umum puasa merupakan suatu ibadah yang dilakukan dengan sukarela untuk menahan diri dari makanan, minuman serta segala perilaku buruk. Sedangkan secara syariat, puasa merupakan salah satu ibadah yang bersifat wajib untuk dijalankan tepat pada saat bulan Ramadhan.

 

Sebagai salah satu kewajiban bagi umat Islam, perintah menjalankan ibadah puasa tercantum dalam firman Allah Swt QS. Al-Baqarah ayat 183 berikut ini:

 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Perlu diketahui dalam menjalankan ibadah puasa pun terdapat tingkatan. Menurut Imam Syafi’i, tingkatan bagi orang yang puasa memiliki tujuan untuk semakin memotivasi umat Islam dalam menjalankan puasa di bulan Ramadhan dari tahun ke tahun.

Tingkatan bagi orang yang berpuasa menurut Imam Syafi’i diantaranya, yakni:

  1. Puasanya Orang Awam

Puasanya orang awam memiliki istilah shaumul umum, yakni puasa dengan level pertama yang dijalankan sebatas menahan haus, lapar, serta tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa secara syariat.

  1. Puasanya Orang Khusus

Pada level selanjutnya yakni puasanya orang khusus atau dengan istilah lain shaumul khusus. Puasa ini dijalankan oleh orang-orang spesial yang tidak hanya menahan lapar, haus dan segala hal yang membatalkan puasa secara syariat. Melainkan menahan diri termasuk pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, serta seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan yang dilarang syariat.

  1. Puasa Khusus Bagi Orang Khusus

Terakhir, puasa khusus bagi orang khusus merupakan level tertinggi dari tingkatan bagi orang yang berpuasa. Menurut Imam Syafi’i puasa khusus bagi orang khusus memiliki istilah syaumul khususil khusus. Orang khusus yang berpuasa secara khusus ini tidak hanya menahan diri dari perbuatan yang ada di antara dua tingkatan di atas. Melainkan harus menahan diri dari segala hal keduniawian serta selain Allah Swt.

Demikian tingkatan bagi orang yang berpuasa untuk lebih lanjut kita ketahui. Serta semoga dapat menjadi motivasi bagi kita selaku sesama umat Islam untuk terus meningkatkan level kita dalam berpuasa. Selain itu dapat dibarengi dengan menunaikan wakaf untuk tetap menebar serta menumbuhkan kebaikan dalam peradaban.

 

Sahabat, yuk tebar kebaikan bersama Badan Wakaf Assyifa dengan mengklik link di bawah ini.

https://bit.ly/investasimengalirtiadaakhir